Daerah
Skandal Web Desa Jadi Atensi Kapolda Banten
Serang, Nodeal.id
Setelah sempat di limpahkan 2 kali ke Polres Serang Kota dan Kabupaten sejak dilaporkan masyarakat ke Mapolda Banten (21-2-2025), perkara dugaan korupsi markup website desa akhirnya di ambil alih jajaran Subdit Tipikor Polda Banten.
Hal ini di benarkan Kabag Wassidik Polda Banten AKBP Nuril Huda pada Nodeal.id (28/5), dijelaskan bahwa perkara ini menjadi perhatian serius pimpinan, dan menjadi atensi Bapak Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto, untuk kasus kasus besar, diketahui sebelumnya laporan Perkara Web Desa sempat ditangani Unit Tipikor Polres Kabupaten Serang, namun menurut penyidik laporan tersebut sudah di ambil alih Subdit Tipikor Polda Banten.
Kasus ini mencuat setelah beredarnya Surat Penawaran dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang kepada camat se-Kabupaten Serang, yang meminta kepala desa bekerja sama dengan PT Wahana Semesta Multimedia Banten (WSMB) dalam pembuatan website desa. Nilai proyek ini mencapai hampir Rp 100 juta per desa, yang dibayarkan dari dana desa.
Surat dari PT Wahana Semesta Multimedia Banten menunjukkan bahwa perusahaan ini telah menjalankan program sejak 2021 dengan anggaran ratusan juta rupiah. Namun, meskipun dana besar telah dikucurkan, banyak website desa dilaporkan tidak berfungsi optimal.
PT Wahana Semesta Multimedia Banten (WSMB) selaku vendor pengadaan website desa sudah lebih dulu dilaporkan ke Polda Banten pada Jum’at (21/2/2025), dengan Nomor Laporan Pengaduan 05/LP-M/2/2025.
Pelapor menilai, pengadaan website desa di Kabupaten Serang dimonopoli oleh PT WSMB, dan memiliki harga di luar batas kewajaran, jika dibandingkan dengan perusahaan pengembang teknologi lainnya di seluruh Indonesia.
Menurut laporan, proyek pembuatan dan pengembangan website desa yang digarap PT WSMB ini dilakukan dalam dua tahap, ditambah maintenance dan sewa hosting.
Yaitu tahap pertama menelan biaya Rp 37.055.000, sedangkan tahap dua senilai Rp 55.000.000. Sedangkan Pemerintah Desa dikenakan lagi biaya maintenance dan hosting Rp 5 Juta per tahun.
(Red)
